SRC:www.antaranews.com
Seorang anggota militer bersenjata berjalan di gedung terminal yang lengang dari Bandara internasional Tripoli, Senin (4/6). Bentrokan terjadi antara militan Libya bermusuhan di bandara Senin kemarin setelah pria bersenjata yang marah mengendarai truk pickup menuju tarmac dan mengelilingi pesawat, memaksa bandara membatalkan penerbangan. (REUTERS/Ismail Zitouny)
... Situasi sangat membingungkan. Semua orang lari...
Tripoli (ANTARA News) - Pihak berwenang Libya menguasai kembali Bandara Internasional Tripoli yang diduduki mantan pemberontak, Senin. Mereka mengepung pesawat-pesawat dan melarang terbang setelah pemimpin mereka ditahan, kata pejabat.
Perundingan dengan pemberontak gagal. Akhirnya pasukan pemerintah menyerbu bandar udara internasional itu. Â Wakil Menteri Dalam Negeri, Omar al-Khadrawi, menyatakan, "Penerbangan diperkirakan tidak bisa dimulai kembali setidaknya 24 jam karena kerusakan."
Serangan itu dilakukan pria-pria bersenjata yang melepaskan tembakan ke udara dan mencederai seorang karyawan bandara itu, yang menimbulkan kepanikan dikalangan para calon penumpang, kata kantor berita resmi LANA.
"Situasi sangat membingungkan. Semua orang lari," kata seorang pejabat di bandara itu kepada AFP, dan menambahkan beberapa kendaraan lapis baja disiagakan di bandara itu yang menghambat lalu lintas.
Mobil-mobil yang membawa meriam anti-pesawat dan pria-pria bersenjata mengepung pesawat, dan melarang mereka bergerak," kata seorang pejabat lainnya dan menambahkan sejumlah calon penumpang terpaksa meninggalkan pesawat-pesawat.
Motif dari pria-pria brsenjata adalah untuk mendesak pemerintah menjelaskan keberadaan pemimpin mereka, Abu Ajila al-Habshi, kata LANA.
Komisi keamanan Tripoli, yang menjawab pertanyaan kementerian dalam negeri mengatakan tidak ada urusan dengan kehilangan dan penculikan Kolonel Abu Ajila al-Habshi dan pihaknya masih mencari mereka yang bertanggungjawab atas masalah itu.
Serangan itu memaksa pengalihan beberapa penerbangan ke pangkalan udara militer Matiga Tripoli termasuk ke dan dari Amman, Istambul, Roma dan Wina, kata para pejabat dan situs-sutus yang memantau penerbangan.
"Para anggota brigade Al-Awfya memasuki pesawat itu. Mereka bersenjata lengkap dan mereka memaksa kami keluar," kata Ahmed Loshta, seorang warga Tripoli yang menurut rencana akan ke Italia, kepada AFP.
Belasan truk yang membawa meriam-merian anti-pesawat tiba dilokasi itu segera sebelum mata hari terbenam. Kedatangan mereka disusul dengan tembakan-tembakan senjata api, kata seorang wartawan AFP di lokasi itu. (*)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment