SRC:www.antaranews.com
Prosesi Labuhan Merapi dilakukan untuk memperingati hari lahir Sri Sultan Hamengkubuwono X. (ANTARA)
Sleman (ANTARA News) - Sebagian warga yang mengikuti prosesi Labuhan Merapi Tahun Be 1945, Kamis, mengaku sengaja datang untuk mengharapkan berkah dari lorotan pada upacara adat untuk memperingati hari lahir Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta Hadiningrat.
Mereka berharap bisa mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dengan memakan lorotan, bungkusan berisi nasi putih, parutan kelapa dan suwiran daging ayam.
Seorang warga Bantul, Suyadi, yang mengikuti prosesi Labuhan Merapi sebagai laku prihatin, mengaku tidak akan langsung memakan lorotan yang dia dapat.
"Saya sudah beberapa kali ikut Labuhan Merapi, lorotan yang saya dapat tidak dimakan sekarang tapi dibawa pulang, lalu dijemur hingga kering. Setalah itu, dicampur untuk menanak nasi sehingga berkahnya bisa dibagi rata dengan keluarga," katanya.
Warga Magelang, Jawa Tengah, bernama Suprapto yang mengikuti prosesi itu juga percaya lorotan membawa berkah.
"Supaya bisa lebih tenteram dan diberi kemudahan. Bagi yang belum menikah, biasanya lekas mendapat jodoh jika mendapat kembang kanthil," katanya.
Lorotan untuk upacara adat itu disajikan oleh pegawai atau abdi dalem perempuan di Keraton Yogyakarta dan usai prosesi labuhan dibagikan kepada setiap pengunjung.
Labuhan Merapi dipimpin langsung Juru Kunci Gunung Merapi Mas Lurah Surakso Sihono di alas Bedengan, Bukit Srimanganti.
Barang-barang yang dilabuh dalam prosesi itu terdiri atas barang yang paling disukai oleh Sultan Hamengku Buwono X seperti kain Sinjang Cangkring, Sinjang Kawung, Dhestar Dara Muluk, Semekan Gadung Mlati dan Semekan Bangun Tulak. Selain itu ada juga seswangen atau semacam rokok wangi sebanyak 10 biji dan minyak wangi.
(V001)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment