SRC:www.antaranews.com
Wakil Presiden Boediono bersama Ibu Herawati Boediono. (ANTARA/Ampelsa)
"Film ini merupakan hasil karya yang baik sekali."
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan kagum terhadap film bertitel Soegija yang dinilai memberikan inspiratif bagi masyarakat Indonesia dalam melanjutkan perjuanganm
"Saya memberikan dua jempol kepada film ini," kata Wapres, sambil mengacungkan dua jempol di Jakarta, Selasa malam.
Hal tersebut disampaikan Wapres Boediono di depan sejumlah penonton usai menyaksikan film itu di Bioskop Epiwalk XXI, Rasuna Epicentrum, Jakarta.
Ikut mendampingi saat nonton bareng tersebut, antara lain Ibu Herawati Boediono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pangestu, Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, sutradara Garin Nugroho, serta budayawan Nirwan Dewanto.
Boediono minta, agar Garin juga bisa membuat film serupa dengan tokoh pahlawan yang lain.
"Film ini merupakan hasil karya yang baik sekali," kata Wapres.
Soegija adalah film drama sejarah dari Indonesia yang disutradarai oleh sutradara senior Indonesia Garin Nugroho, dibintangi oleh budayawan Nirwan Dewanto yang memerankan tokoh pahlawan nasional Albertus Soegijapranata.
Film yang dibintangi aktor-aktor dari beragam latar belakang budaya ini diluncurkan di Indonesia pada tanggal 7 Juni 2012. Dengan anggaran sekitar Rp12 Miliar, film ini menjadi film termahal yang disutradarai Garin Nugroho.
Diproduksi dengan format film perjuangan yang mengambil cerita dari catatan harian tokoh Pahlawan Nasional Mgr.Soegijapranata SJ itu mengambil latar belakang perang kemerdekaan Indonesia dan didirikannya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada periode 1947 hingga 1949.
Film ini mengambil latar daerah Yogyakarta dan Semarang, yang juga menampilkan tokoh-tokoh nasional Indonesia, Soekarno, Fatmawati, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Sri Paku Alam VIII, Jenderal Soedirman, dan Soeharto.
Untuk bisa menggambarkan pengalaman Soegija, film itu banyak menampilkan tokoh-tokoh nyata, tapi difiksikan baik dari Indonesia, Jepang, Belanda, sipil maupun militer dalam peristiwa-peristiwa keseharian yang direkonstruksi secara terinci. (*)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment