SRC:www.antaranews.com
Pengunjuk rasa melakukan aksi menentang pencalonan Ahmed Shafiq di luar gedung parlemen Mesir di Kairo. Shafik berhadapan dengan Mohamed Moursi dari Ikhwanul Muslimin dalam pemilihan presiden Mesir.(REUTERS/Suhaib Salem)
"Media massa dan beberapa pemantau independen membuat kesalahan besar dengan melaporkan hasil Pilpres dari segelintir tempat pemungutan suara, kemudian menyimpulkan hasilnya, " kata Shafik, Rabu.
Mantan perdana menteri terakhir pada masa pemerintahan Hosni Mubarak itu merujuk pada laporan media massa dan pemantau independen yang menyebutkan bahwa hasil sementara pilpres menunjukkan calon presiden Mohamed Moursi meraih suara terbanyak.
Moursi, calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, pada Senin (18/6) mengumumkan kemenangannya dan disambut oleh ribuan pendukung dengan turun ke jalan-jalan di Kairo dan provinsi lain di negara itu.
Koordinator Tim Kampanye Moursi, Yasser Aly, menyebutkan bahwa jumlah total suara secara nasional tercatat 12,7 juta, dan Moursi memperoleh 52 persen suara dari jumlah itu sementara Shafik kebagian 48 persen.
Namun tim kampanye Shafik pada Selasa (19/6) mengklaim kemengangan Shafik. Tanpa menyebutkan jumlah suara, Tim Kampanye Shafik mengkaim bahwa Shafik meraih 51 persen suara dan Moursi 49 persen suara.
Ketua Komisi Pemilihan Presiden Mesir, Farouk Soltan, menolak mengomentari pernyataan dari kedua calon presiden tersebut.
Kepada harian Al Ahram, anggota Komisi Pemilihan Presiden Mesir, Omar Salamah, mengungkapkan bahwa jumlah total suara dalam pemilihan presiden tahap kedua tercatat 25,6 juta atau 51 persen dari total 50 juta pemilik hak suara.
Moursi dan Shafik bertarung di Pilpres tahap kedua setelah keduanya memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres tahap pertama pada 23 dan 24 Mei lalu yang diikuti 13 Capres.
(M043)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment