SRC:www.antaranews.com
KOnflik di luar dan di dalam lapangan, serta kepengurusan sepakbola yang carut marut membuat anak muda Indonesia melihat berkarir sepakbola di Indonesia tidak menarik. (ANTARA/Bambang Suseno)
Mereka sekarang enjoy main bola, masa kecilnya diisi dengan itu, tapi habis itu ya sudah"Jakarta (ANTARA News) - Wartawan olahraga senior Sumohadi Marsis mengatakan, banyak anak Indonesia yang berpotensi menjadi pesepakbola andal, tapi tidak mau meneruskan karir menjadi pesepakbola profesional karena sepakbola Indonesia tak menarik.
"Pemain umur 17 tahun ke bawah itu kita bagus sekali, tapi begitu mereka SMA, orangtuanya bertanya 'kamu mau jadi pemain bola atau dokter?' Itu membuat (pendirian) mereka goyang," kata Sumohadi kepada ANTARA usai bedah buku "Maniak Bola" di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta Pusat.
Mantan pemimpin redaksi tabloid Bola ini juga menilai carut marutnya kepengurusan sepakbola Indonesia membuat generasi muda Indonesia tak melihat karir sepakbola tidak menarik.
"Mereka sekarang enjoy main bola, masa kecilnya diisi dengan itu, tapi habis itu ya sudah," lanjut Sumo.
Kolumnis Topskor ini menyatakan penghasilan yang didapat pesepakbola Indonesia juga tidak menarik.
"Uang juga nggak jelas kan. Sekarang aja banyak pemain nggak digaji atau gajinya terlambat. Nggak ada uang pensiun kecuali mereka bisa menabung uangnya untuk hidup di masa tuanya," pungkasnya.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment