SRC:www.antaranews.com
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Selasa (5/6), menyatakan orang nomor dua Al Qaida Abu Yahya al-Libi telah mereka bunuh, setelah satu serangan pesawat tanpa awak menjadi pukulan sangat keras bagi kelompok itu sejak tewasnya Osama bin Laden.
Tewasnya al-Libi, tokoh kharismatik yang sangat dicintai oleh seluruh anggota organisasi tersebut, berarti kemenangan lain bagi upaya Presiden AS Barack Obama untuk menggilas Al Qaida.
"Pemerintah kami telah bisa mengkonfirmasi kematian al-Libi," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney, sehingga mengakhiri pergulatan lama AS dengan pria yang pernah meloloskan diri dari satu penjara Amerika di Afghanistan. Al-Libi pernah lolos dari upaya pembunuhan oleh Washington.
Para pejabat menolak untuk mengkonfirmasi kematian al-Libi, tapi pemerintah Pakistan sebelumnya berbicara mengenai serangan sebelum fajar pesawat tanpa awak milik AS terhadap satu kompleks di Waziristan Utara di dekat perbatasan dengan Afghanistan.
"Itu penting," kata seorang pejabat lain AS sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu pagi. Ia mengatakan al-Libi memimpin operasi Al Qaida di Pakistan dan menghubungi kelompok lain yang berafiliasi dengan Al Qaida, seperti Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) --yang berpusat di Yaman dan telah menyerang beberapa sasaran AS.
Para pejabat AS tak bisa mengatakan apakah ada korban jiwa lain dalam serangan terhadap al-Libia, setelah laporan sebelumnya bahwa 15 orang telah tewas akibat serangan pesawat tanpa awak milik AS.
Berita mengenai tewasnya al-Libi tersiar setelah laporan yang merinci luasnya serangan AS terhadap kelompok teror global, termasuk pengungkapan yang dipimpin langsung oleh Presiden Barack Obama mengenai "daftar tersangka utama yang harus dibunuh".
Kematian al-Libi juga akan mendorong prestasi keamanan nasional Obama saat ia berusaha menanggulangi pernyataan mengenai kelemahan di luar negeri, yang dilontarkan oleh pesaingnya dari Partai Republik dalam pemilihan presiden pada November, Mitt Romney.
Petinggi Republik telah menyatakan Gedung Putih secara selektif membocorkan data intelijen guna mendongkrak reputasi Obama sebagai panglima militer sekeras baja.
Tewasnya al-Libi diduga akan menambah buruk hubungan AS dengan Pakistan, yang namanya saja menjadi sekutu anti-teror bagi Washington. Hubungan kedua negara itu telah terpuruk akibat serangan pesawat tanpa awak milik AS, serangan AS yang menewaskan Osama tahun lalu dan penolakan Islamabad untuk membuka kembali jalur pasokan NATO ke wilayah Afghanistan.
Al-Libi, mantan orang kepercayaan Osama, tampil di sejumlah rekaman video Al Qaida dan dipandang sebagai pemimpin arsitek mesin propaganda global organisasi tersebut.
(C003)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment