Sharapova kalahkan Li pada final yang diwarnai hujan

Maria Sharapova memenangi gelar kedua berurutan di Roma, Minggu waktu setempat, setelah mengalahkan petenis dari China Li Na 4-6, 6-4, 7-6 (7/5), pada final yang sempat dihentikan karena hujan lebat.
SRC:www.antaranews.com

Maria Sharapova. (FOTO ANTARA/REUTERS/Mike Blake)

Ini benar-benar pertandingan gila

Roma (ANTARA News) - Maria Sharapova memenangi gelar kedua berurutan di Roma, Minggu waktu setempat, setelah mengalahkan petenis dari China Li Na 4-6, 6-4, 7-6 (7/5), pada final yang sempat dihentikan karena hujan lebat.

Petenis nomor dua dunia itu meraih trofi ke-26 dalam karirnya, tetapi harus berjuang keras melawan petenis China yang sempat menekannya dengan angka 6-4, 4-0 sebelum pertandingan dihentikan hampir dua jam karena hujan dan laga akhirnya dilanjutkan dengan "tiebreak".

"Ini benar-benar pertandingan gila," kata Sharapova. "Kami sama-sama memegang peranan dan rasanya tidak ada pemain yang kalah," katanya seperti dikutip AFP.

Sharapova kini memimpin pertemuan dengan Li Na menjadi 7-4 dan pemain China itu nyaris meraih gelar pertama di tempat itu setelah membuat catatan bersejarah memenangi turnamen Prancis Terbuka Juni lalu.

Sharapova menambahkan gelarnya yang kedua beruntun setelah sebelumnya meraih gelar juara pada turnamen lapangan tanah liar di Stuttgart, April lalu.

Pertandingan final di bagian putera antara penyandang gelar Novak Djokovic dan Rafael Nadal - ulangan permainan mereka pada final 2011 - diundur hingga Senin karena buruknya cuaca dengan hujan lebat.

Para ofisial dan polisi harus ekstra berjaga-jaga karena penonton tenis bercampur dengan penonton sepak bola di jalanan, menjelang laga final Piala Italia antara Juventus dan Napoli di Stadion Olympic, yang lokasinya hanya beberapa ratus meter dari arena tenis.

Pada pertandiangan final, helikopter yang berputar-putar di atas kawasan pertandingan, untuk menjaga penonton, malah menjadi perhatian para pengunjung kedua pertandingan itu.

"Kami berdua harus ekstra memusatkan perhatian, amat melelahkan," kata Li. "Kami tidak dapat rileks. "Amat menegangkan. Tapi saya mengambil beberapa manfaat. Waktu sudah dekat ke Roland Garros. Saya kira saya memukul bola dengan baik. Saya juga bisa membuat lawan saya harus bergerak terus di lapangannya."

(A008)