Posisi Jokowi 2014 Sama dengan Posisi SBY dalam Pilpres 2009

Bookmark and Share

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN


DIKERUBUTI MAHASISWA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dikerubuti mahasiswa yang meminta foto bersama dan bersalaman seusai mengisi kuliah umum Supplement for Your Intelligence di Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (20/11). Pada kuliah umum bertema Good Governance tersebut, pria asal Solo yang biasa dipanggil Jokowi itu memaparkan mengenai beberapa hal, diantaranya tentang kepemimpinan yang bisa merangkul kebijakan dengan turun langsung ke warga. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)



Tribunnews.com, Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fachri Ali, mengatakan, jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mengusung Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, Jokowi pasti menang.


Siapa pun calon wakil presiden pasangannya nanti, Jokowi pasti memenangkan pilpres jika maju.


"Siapa pun pasangannya ya. Jokowi itu dipasangkan dengan sandal jepit juga menang," kata Fachri dalam diskusi Pemilu 2014: Antara Demokrasi Voting dan Demokrasi Kerakyatan di Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013).


Ia mengatakan, posisi Jokowi pada suasana politik 2014 mendatang sama dengan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjadi capres dari Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu. Saat itu, katanya, siapa pun pasangannya, SBY sudah pasti menang.


"Bedanya, SBY independen menentukan nasibnya dan pasangannya. Cuma Jokowi tidak dalam posisi independen. Dia ditentukan oleh Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDI Perjuangan) dan Puan Maharani (Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga putri Megawati), sedangkan tidak ada yang berani melawan Mega," katanya.


Menurut Fachri, Megawati tidak akan meloloskan Jokowi sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Pasalnya, Jokowi bukan keturunan Soekarno.


"Kalau Jokowi dicalonkan jadi calon presiden, posisi keturunan Bung Karno jadi tidak pasti. Jadi, kemungkinan besar Megawati di bawah 50 persen dukungannya terhadap Jokowi," kata Fachri.


Yang pasti, kata dia, PDI-P akan menunggu hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk memastikan nasib pencapresan Jokowi.


Menurutnya, Jokowi bagi PDI Perjuangan adalah anugerah, tetapi juga sekaligus pembawa dilema besar. Jokowi, kata Fachri, membuat popularitas dan elektabilitas partai berlambang banteng itu meningkat.


Tetapi, di sisi lain, ujarnya, dukungan kader partai terhadap Jokowi membuat dilema bagi Megawati dan Puan Maharani karena membuat posisi trah Soekarno tidak lagi mapan dalam politik.


Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment