SRC:www.antaranews.com
Aksi panggung Slank. (ANTARA/Irsan Mulyadi)
Jakarta (ANTARA News) - Selama 28 tahun lebih kiprahnya di industri musik Indonesia, Slank telah merilis 20 album yang semuanya meledak di pasar dalam negeri. Dengan musiknya, Slank menembus semua kelas dan kalangan.Kelompok musik yang dibentuk Bimo Setiawan Sidharta (Bimbim) tahun 1983 ini tidak hanya mencipta lagu-lagu cinta untuk menghibur kaum muda. Mereka juga membuat lagu-lagu dengan tema-tema sosial, politik dan lingkungan.
Mereka merangkul rakyat kecil dengan lagu-lagu bertema sosial yang menyentil. Mereka membuat gerah politisi dengan lagu "Gossip Jalanan" yang kritis. Mereka juga menuangkan kepedulian terhadap kelestarian hutan pada lagu "Lembah Baliem."
Kekuatan lagu Slank tidak hanya membuat band yang bermula dari grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) ini bertahan puluhan tahun dengan album yang selalu laris, tapi juga melahirkan cinta dan fanatisme dari para penggemar mereka yang menyebut diri "slanker".
Slank sadar itu. Dan mereka berusaha menjaganya. Slank menyediakan maskas besar mereka di Jl. Potlot 14, Jakarta, untuk bercengkrama dengan para slanker.
Slank juga menyadari pengaruhnya pada para slanker. Maka bersamaan dengan waktu rilis album ketujuh Slank yang berjudul "Tujuh" (1997) dengan single andalan "Balikin," Bimbim dan Kaka menyerukan niat untuk membebaskan diri dari narkoba.Â
Album baru itu juga menandai formasi baru Slank dengan masuknya Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas). Formasi keduanya dengan Bongky (bas), Pay (gitar), Indra (keyboard), dan Reynold (gitar) pecah pada saat menggarap album ke-enam yang berjudul "Lagi Sedih".
Sejak itu Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan Slank bersama Abdee, Ridho, dan Ivanka. Dan tetap sukses. Tahun 2008 dan 2009 Slank menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) dengan honor Rp 500 Juta per show.
I Slank U
Konser Slank identik di lapangan atau alun-alun daerah dan selalu dipadati slanker. Tak jarang diwarnai keributan.
Hal itulah yang membuat sebagian slanker yang kemudian disebut "slanker wangi", tidak dapat menikmati penampilan Slank.
Slank memahami kerinduan para "slanker wangi" dan menyuguhkan pagelaran khusus "I Slank U - The Journey of The Blue Island" di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jumat (11/5) lalu.
Ini pertama kalinya Slank menggelar konser tunggal di hotel berbintang lima dengan iringan 80 pemain orkestra dan tata lampu mewah.
Konser yang berlangsung sekitar tiga jam itu juga didukung penampilan Naif, Dira Sugandi, Sashi "Drew" Gandarum, Alexa, Kartika Jahja, dan Pure Saturday yang membawakan lagu-lagu milik Slank dengan sentuhan musik khas masing-masing.
Konser dimulai dengan kehadiran Kaka (vokal), Bimbim (drum), Ridho (gitar), Abdee (gitar), dan Ivan (bas) yang mengenakan kostum ala pesulap, jas hitam yang menjuntai panjang dan topi yang menjulang tinggi ke atas rancangan khusus desainer Jeffry Tan.
Penonton serentak tepuk tangan menyambut idola mereka. Kemudian mereka duduk di sofa untuk menikmati segmen pertama "Tribute To Slank" dari musisi-musisi pendukung.
Suasana semakin memanas saat Slank menghentak panggung dengan menyuguhkan 20 lagu. Tidak ada yang beda dari penampilan Slank selama konser itu, selain warna orkestra dengan paduan suara yang kental.
Di tengah konser, Kaka yang memang biasa tampil telanjang dada membuka baju biru transparannya. Begitu pula Bimbim yang merobek celana panjang merah jambunya hingga membentuk "hot pants" usai lagu "Pak Tani". Slank tetap apa adanya.
Malam itu pengunjung konser Slank dengan pakaian rapi, sepatu yang mengkilap, dan tanpa bendera.
Kendati demikian, sepanjang konser itu aksi para "slanker wangi" tidak kalah dengan "slanker bendera". Tidak ada lirik dari lagu Slank yang tak mereka hafal. Mereka terus menyanyi sepanjang konser.
Dari sekitar 3.600 penonton yang datang, tampak mantan Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009, Adhyaksa Dault. Adhyaksa yang mengenakan kemeja batik mengaku puas menyaksikan konser Slank malam itu.
"Aku kan Slanker. Sebelumnya sudah tiga kali hadir di konser Slank," katanya.
Menurut dia, di balik penampilan Slank yang cuek, mereka punya kelebihan lewat lagu-lagu yang menyentuh dan bahasa musik yang  dipahami semua kalangan.
(M047)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment