SRC:www.antaranews.com
Surabaya, 14/6 (ANTARA) - Siapapun tahu bahwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah perguruan teknik.
Namun, di kampus para insinyur itu telah lahir "ITS Jazz" yang merupakan komunitas jazz pertama yang berbasis kampus.
Komunitas yang dibidani ratusan mahasiswa pecinta musik jazz itu merekonstruksi musik yang selama ini identik dengan kelas atas.
Sebenarnya, komunitas itu sudah terbentuk sejak tahun 2011, namun karena kesibukan yang menyita anggotanya, maka komunitas itu pun tidak bisa terkoordinasi dengan baik.
Kendati begitu, keinginan kuat dari beberapa anggota untuk menghidupkan kembali komunitas itu akhirnya mendorong peluncuran komunitas itu secara resmi pada 16 Juni 2012.
Saat ini, anggota yang tergabung dalam komunitas ini mencapai 300 orang yang berasal dari berbagai jurusan di ITS.
"Untuk sementara ini, anggota komunitas ITS Jazz ini masih sebatas mahasiswa di lingkungan ITS. Ke depan mungkin akan kami kembangkan lagi," ucap inisiator komunitas ITS Jazz, Pramudito Aji Wicaksono.
Dengan komunitas musik jazz itu, pria yang kerap disapa Dito itu ingin menepis anggapan bahwa jazz hanya dinikmati kalangan tertentu.
"Kami ingin memasyarakatkan musik jazz di kalangan anak muda juga, khususnya mahasiswa ITS," tutur cowok berkacamata itu.
Intinya, tukas mahasiswa Teknik Kimia ITS semester 8 itu, misi utama untuk menghidupkan komunitas ITS Jazz adalah mengenalkan, mengapresiasi, dan mengedukasi anak muda tentang musik jazz dengan baik.
"Misi itu akan memberi pilihan warna pada anak muda yang berminat terhadap dunia musik," kilahnya.
Dito pun berani mendaku (klaim) bahwa komunitas ITS Jazz itu merupakan komunitas musik jazz yang besar dan pertama ada di kalangan kampus di Indonesia.
"Biasanya, komunitas seperti ini terbentuk di luar kampus, jadi baru kami yang pertama berbasis kampus," papar mahasiswa kelahiran Pekalongan, 2 Mei 1990.
Untuk lebih menguatkan komunitas tersebut, juga telah terbentuk sebuah band di dalamnya yang terdiri atas enam personel yang juga anggota komunitas ITS Jazz.
"Ke depan, kami ingin menggelar sejumlah kegiatan tahunan (annual) yang cukup besar, agar komunitas ini terus bertahan dan makin berkembang," urainya.
Dito yang didapuk sebagai pembetot bas sesuai keahliannya sejak SD itu menyebut serangkaian kegiatan itu antara lain klinik musik, performing, dan juga jamming dengan beberapa band di luar kampus.
"Tidak menutup kemungkinan juga untuk jamming dengan grup band beraliran musik jazz yang cukup terkenal," ujarnya.
Selain itu, diskusi bulanan untuk "bagi-bagi" ilmu dan berbagai hal seputar musik jazz di Indonesia dan dunia, sehingga wawasan tentang jazz berkembang.
"Ya, dengan makin banyaknya orang paham tentang musik jazz, maka kami harap musik jazz tidak asing lagi bagi masyarakat," pungkasnya.
(E011/Z003)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment