SRC:www.antaranews.com
Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Indonesia dan jajaran partai politik (parpol) diharapkan terus memperkuat karakter bangsa, agar Indonesia memiliki jatidiri bangsa yang kuat guna bersaing degan negara-negara yang lebih maju, kata Ketua Umum Yayasan Jati Diri Bangsa Brigjen TNI (Purn) H Soemarno Soedarsono. Siaran pers Humas Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diterima Sabtu menyebutkan, Soemarno mengemukakan mengatakan hal itu pada bedah buku berjudul: "Nation & Characer Bulding di Bumi Indonesia" di kampus UNJ pada 24 Mei. Acara bedah buku setebal 400 halaman yang ditulis oleh Soemarno Soedarsono itu menampilkan pembicara guru besar UNJ Prof Conny Semiawan, guru besar ITB Prof Gede Raka, serta Direktur Pascasarjana STF Driyarkara Prof Franz Magnis Suseno dan dimoderatori wartawan senior Parni Hadi. Hadir juga Rektor UNJ Prof Dr Bedjo Sujanto, MPd. Menurut Soemarno, hanya bangsa berkarakter yang akan bangkit dari keterpurukan. Untuk itu, masyarakat dan partai politik yang sadar akan keberadaannya didalam kehidupan di NKRI wajib turut membangun karakternya untuk menjadikan Indonesia bangsa dan negara yang berkarakter. "Pemimpin, pemerintah, masyarakat, partai politik dan segenap bangsa harus bersatu dalam membangun karakter dan jati diri bangsa, sehingga pada 2014 akan menghasilkan pemilu yang berkarakter," katanya. Soemarno menjelaskan, kata karakter (watak/akhlak) sering diartikan sebagai sekadar petunjuk tentang perbuatan yang baik atau buruk, misalnya etika, moral, budi pekerti, sopan santun, ramah tamah, dan sebagainya. "Kesemuanya ini tidak salah, tetapi fungsi dan makna karakter mempunyai pengaruh, manfaat dan kegunaan yang jauh sangat menentukan di dalam kehidupan seorang pribadi maupun suatu bangsa," katanya. Pendidikan karakter, kata Soemarno, harus dimulai sedini mungkin dan berkelanjutan dikembangkan dan dimantapkan. Pendidikan formal merupakan jalur yang paling efektif untuk membangun karakter, dari pendidikan terendah sampai dengan yang tertinggi. Soemarno mengatakan, kondisi bangsa yang sekarang sedang dialami merupakan hasil dari terabaikannya pembangunan dan pendidikan karakter sejak tahun 1960-an. Padahal, katanya, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkarakter, yang dimulai pembentukan bangsa tahun 1928 dan perebutan kemerdekaan 1945. Setelah bagian terakhir orde lama sampai dengan orde reformasi tahun 2005 pembangunan dan pendidikan karakter terbaikan, sehingga menampilkan anak bangsa nyaris dikatakan mulai kehilangan karakternya. Soemarno mengapresiasi pemerintah RI dibawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengakomodasi dan menindaklanjuti secara bertahap pembangunan karakter dan jati diri bangsa yaitu pada 2010 mencanangkan pendidikan karakter dan pada 2011 mengembalikan fungsi kebudayaan ke dalam Kemdikbud. Selain itu, mengakomodasikan dan memprogramkan pembangunan karakter dan jati diri bangsa merupakan suatu langkah yang fundamental untuk mengatasi kecarut-marutan kehidupan berbangsa dan bernegara dan berusaha menjamin tetap eksisnya NKRI, selanjutnya berusaha menjadi negara yang besar megah jaya, sejahtera dan bermartabat.(*)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment