SRC:www.antaranews.com
Pasukan Ethiopia memasuki negara Laut Merah itu bulan lalu dan menyerang apa yang mereka katakan pangkalan-pangkalan militer yang digunakan pemberontak untuk melancarkan serangan, termasuk serangan awal Januari yang menewaskan lima turis Barat di daerah Afar Ethiopia, lapor Reuters.
Serangan-serangan ini adalah pertama di daerah Eritrea yang Ethiopia klaim sejak berakhirnya perang perbatasan tahun 1998-2000, yang menimbulkan kekhawatiran sengketa perbatasan mereka dapat meningkat menjadi perang berskala luas.
"Mereka (pemerintah Eritrea) belum lama ini menculik lebih dari 100 pekerja tambang muda yang menambang emas di daerah barat laut negara kami. Dan di daerah timur laut, mereka membunuh sejumlah turis dan menculik yang lainnya," kata Meles, mengacu pada serangan Januari itu.
"Kami telah melakukan tindakan yang proporsional di dua lokasi itu," katanya kepada para anggota parlemen menanggapi satu pertanyaan mengenai hubungan dengan Eritrea.
Meles tidak menyebutkan secara pasti kapan dan di mana penculikan di daerah Tgray barat laut itu dilakukan, begitu juga tindakan yang telah dilakukan negaranya.
Para pejabat Eritrea tidak bisa segera dihubungi untuk diminta komentar, tetapi mereka sering membantah tuduhan-tuduhan negara seterunya itu sebagai komplotan untuk merusak reputasi Eritrea.
Ethiopia secara rutin menuduh Asmara (ibu kota Eritrea) mendukung kelompok-kelompok separatis Ethiopia. Ethiopia menyalahkan satu gerakan pemberontak Afar atas penculikan para warga Barat di daerah Afar selatannya tahun 2007, dan serangan di daerah yang sama awal tahun ini.
Pria-pria bersenjata membunuh dua warga Jerman, dua Hongaria dan seorang Austria dalam serangan fajar terhadaps satu rombongan turis di daerah Afar yang terpencil pada 17 Januari, dan menahan dua warga Jerman dan dua warga Ethiopia.
Satu kelompok pemberontak daerah Afar mengatakan Februari mereka telah membebaskan dua warga Jerman, walaupun tidak ada konfirmasi resmi tentang pembebasan itu.
Setelah perang perbatasan, Komisi Perbatasan Eritrea-Ethiopia yang berpusat di Den Haag, Belanda menetapkan kota titik api Badme adalah milik Eritrea tetapi desa itu (Afar) tetap berada dalam kekuasaan tetangganya itu, menyerukan perundingan untuk melaksanakan keputusan itu.
Asmara menyalahkan masyarakat internasional atas kemacetan itu dan Presiden Eritrea Isaias Afewerki bulan lalu menuduh Amerika Serikat merencanakan serangana-serangan Ethiopia itu.
Ethiopa adalah sekutu penting Washington di kawasan Tanduk Afrika mengerahkan pasukan di Somalia untuk memerangi gerilyawan yang punya hubungan dengan Al Qaida di Somalia.
"Serangan militer itu direncanakan oleh Washington dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian dari melaksanakan keputusan komisi perbatasan itu," kata Isaias dalam satu wawancara dengan televisi pemerintah. (RN/Z002)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment