SRC:www.antaranews.com
Moskow (ANTARA News) - Ledakan-ledakan bom menewaskan seorang militan dan mencederai seorang perwira lokal Badan Keamanan Federal (FSB) dan istrinya, Senin, di provinsi Dagestan, Rusia, kata kantor-kantor berita Rusia.
Terduga muslim militan itu tewas ketika bom yang dibuatnya meledak pada malam hari di sebuah apartemen di Makhachkala, ibu kota Dagestan, kata kantor berita Itar-Tass mengutip polisi setempat, lapor AFP.
Selepas pukul 09.00 waktu setempat (pukul 12.00 WIB), ledakan bom mobil mencederai seorang kolonel FSB Rusia di daerah itu serta istrinya, kata Itar-Tass.
Dalam insiden lain pada Minggu larut malam, ledakan bom di luar sebuah toko di Makhachkala mencederai dua mahasiswi, kata kantor berita Interfax.
Polisi belum bisa dihubungi Reuters untuk diminta keterangan mereka mengenai ledakan-ledakan itu. Polisi yang dikutip media setempat tidak mengidentifikasi tersangka atau motif dalam serangan-serangan itu.
Interfax juga melaporkan, tiga polisi cedera dalam bentrokan dengan orang-orang bersenjata di daerah sekitar 100 kilometer sebelah baratlaut Makhachkala pada Senin.
Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.
Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.
Serangan itu membuat Presiden Rusia Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.
Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.
Amerika Serikat memasukkan Emirat Kaukasus ke dalam daftar kelompok teroris karena serangan-serangannya dalam upaya mengusir pemerintah Rusia dari kawasan Kaukasus Utara.
Emirat Kaukasus, yang juga dikenal sebagai Imarat Kavkaz atau IK, dituduh melakukan banyak serangan yang mencakup serangan terhadap kereta-api Rusia berkecepatan tinggi pada November 2009 dan pemboman bunuh diri di luar Kementerian Dalam Negeri Chechnya pada Mei 2009, kata kementerian AS.
AS juga menawarkan hadiah lima juta dolar bagi informasi yang mengarah pada lokasi pemimpin kelompok tersebut, Doku Umarov.
Dalam rekaman video yang dipasang pada Februari 2011, Umarov mengatakan, Rusia akan menghadapi "tahun darah dan air mata" jika mereka menolak meninggalkan wilayah-wilayah Kaukasus Utara, dan dalam wawancara terpisah pada Mei 2011 ia mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden tidak akan menghentikan perjuangan muslim garis keras.
Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.
Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.
Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis. (M014)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment