Survei: Jokowi `Selamatkan` PDIP dari Berita Kasus Korupsi

Bookmark and Share

TERKINISEKALI.BLOGSPOT, Jakarta : Dalam rilis hasil survei yang dilakukan Pol-Tracking Institute menunjukkan publik masih menjadikan media massa sebagai sumber informasi utama. Di mana dari riset media monitoring, berita-berita media yang dijadikan acuan publik adalah kebijakan politik, kasus hukum, kegiatan partai, dan pencapresan.




Khusus untuk kasus hukum, bahwa partai yang paling banyak disorot media sepanjang 2013 adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebanyak 46,7% dari total berita tentang PKS, Partai Demokrat 20,5% dari total berita Demokrat, Partai Golkar 31,9% dari total berita Golkar, dan PDIP 7,3% dari total berita PDIP.


"Kondisi tersebut sangat beralasan karena kasus korupsi yang melibatkan sejumlah tokoh dan petinggi dari parpol tersebut," ujar Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda AR dalam rilis survei nasional 'Potret Geliat Pemberitaan Partai Politik Sepanjang 2013 - Menangkap Tren Tone Berita dan Elektabilitas' di Morrisey Serviced Apartment & Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2014).


Pun demikian, kasus-kasus korupsi menyebabkan PKS (23,87%), Demokrat (20,53%), dan Golkar (19,1%) memiliki tone pemberitaan negatif paling tinggi dari partai lain. Ketiganya juga memiliki pemberitaan tone negatif yang lebih dominan ketimbang berita tone positif.


Parpol dengan berita tone positif tertinggi ditempati Partai NasDem 34,54%, Hanura 31,9%, PDIP 26,26%, dan Gerindra 26,19%. Sementara PKS hanya mendapat 17,01%, Demokrat 12,56%, dan Golkar 16,53%.


Untuk PDIP, meskipun ada kadernya yang menjadi kasus korupsi, misalnya Emir Moeis, namun wacana pencapresan Joko Widodo alias Jokowi menyelamatkan PDIP dari munculnya pemberitaan tone negatif dengan tema Kasus Hukum.


"Wacana capres Jokowi mampu mengimbangi pemberitaan negatif soal kasus korupsi," kata Hanta.


Pemberitaan tentang Pencapresan Jokowi menjadi paling banyak kedua dengan 20,5% setelah berita tentang Kebijakan Politik 26,7% dari PDIP selama tahun lalu. "Kedua tema itu paling melekat pada PDIP sepanjang 2013," ucap Hanta.


Menurut Hanta, bulan September merupakan frekuensi tertinggi pemberitaan PDIP pada 2013 terkait pencapresan Jokowi dan kader PDIP lainnya. Frekuensi pemberitaan tertinggi kedua dengan tema yang sama pada PDIP juga terjadi pada bulan Desember.


Pengambilan data pada survei ini dilakukan serentak dan nasional di 33 provinsi dengan metode multisage random sampling. Jumlah sampel pada 13 September-11 Oktober 2013 adalah 2.010 responden, dan sampel pada 16-23 Desember 2013 adalah 1.200 responden dengan margin of error sekitar 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.


Dalam survei ini juga ditemukan, sebanyak 74% pada bulan Oktober 2013 dan 75% pada bulan Desember 2013 menyatakan media sangat berpengaruh terhadap pilihan politik. Dan sebanyak 46,91% publik pada Oktober 2013 menyatakan pemberitaan media massa merupakan sumber utama informasi, angka tersebut tidak berbeda jauh dengan bulan Desember 2013 dengan 46,96%.


Segmen media paling banyak diakses publik setiap harinya pada bulan Desember 2013 adalah televisi sebanyak 77,1% atau naik dari bulan Oktober 2013 dengan 75,10%. Hanya 10% publik yang membaca koran setiap harinya sepanjang Desember 2013, naik dari Oktober 2013 8,5%.


Kemudian, sebanyak 9,40% publik mendengar radio selama Desember 2013, naik dari Oktober 2013 7,85%. Dan hanya 7,2% publik yang menyatakan mengakses internet setiap harinya pada Desember 2013 atau naik dari Oktober 2013 5,23%. (Ein/Sss)


Baca juga: Bantu Korban Banjir Kampung Pulo, Jokowi Didoakan Jadi PresidenBanjir Jakarta, Jokowi: Mau Ditembak, Dipolitisir, Ndak Apa-apaBuntuti Jokowi, Belasan Orang Terjatuh di Eskalator, 2 Pingsan
Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment