Pengamat: Ingat Pak Jokowi, Ini Baru Awal

Bookmark and Share

TERKINISEKALI.BLOGSPOT.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo naik perahu karet dan meninjau lokasi banjir di Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (14/1/2013).


JAKARTA, TERKINISEKALI.BLOGSPOT.com - Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Firdaus Ali, mewanti-wanti Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo agar tidak lengah selama musim penghujan tahun ini. Menurut Firdaus, tahun ini Jokowi akan berhadapan dengan cuaca ekstrem yang tidak dapat diprediksi.


"Ini ramalan bahwa kita sedang menghadapi beban cuaca sangat ekstrem. Jakarta efek negatif akan lebih dibanding daerah lain," ujar Firdaus saat dihubungi TERKINISEKALI.BLOGSPOT, Selasa(14/1/2014).


"Dan, ingat Pak Jokowi, ini baru awal. Kita masih akan diterpa hal seperti ini paling tidak tiga setengah bulan ke depan," kata Firdaus.


Firdaus mengatakan, pemerintah Provinsi DKI telah membuat sejumlah gebrakan dalam penanggulangan banjir. Hal itu dapat dilihat dari upaya Jokowi melancarkan normalisasi sungai besar dan waduk serta memberikan dana ke daerah penyangga untuk membongkar vila yang mengganggu ruang terbuka hijau. Menurut Firdaus, hal itu seharusnya diurus pemerintah pusat.


Firdaus mengatakan, Jokowi maupun pemerintah Provinsi DKI tidak dapat disalahkan atas musibah banjir akibat hujan deras yang terjadi akhir-akhir ini. Menurut Firdaus, kondisi cuaca ekstrem itu memang di luar kendali. Ia mendorong Jokowi untuk terus melanjutkan proyek penanggulangan banjir dan didukung kerja sama yang baik dengan sejumlah pihak.


"Kalau cuaca, Jokowi tidak bisa kendalikan. Tapi kan ada hal-hal yang lain, misalnya percepatan program penanggulangan banjir. Tapi itu juga susah, wong RAPBD 2014 saja belum disahkan oleh DPRD Jakarta. Bagaimana Jokowi mau kerja?" kata Firdaus.


Oleh sebab itu, Firdaus menyimpulkan bahwa penanggulangan banjir harus berawal dari ketersediaan dana. Jika anggaran ada, maka proyek penanggulangan banjir yang telah dicanangkan Jokowi pasti terlaksana. Pada akhirnya, risiko terjadinya banjir dapat ditekan.


Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (13/1/2014) kemarin, banjir merendam 276 RT pada 75 RW di 31 kelurahan dan 18 kecamatan di Jakarta. Sebanyak 7.367 rumah yang dihuni 24.269 jiwa terendam banjir. Banjir juga menyebabkan sebanyak 5.152 jiwa mengungsi di 35 lokasi. Dua orang meninggal dunia akibat sakit dan tidak kuat menahan dingin.


Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment