SRC:www.antaranews.com
Pemerintah daerah masih memperlakukan bangunan bersejarah seperti barang antik yang hanya dilihat dan dikagumi fisiknya saja, bangunan lama dianggap tidak penting sementara gedung-gedung baru dibangun terus,"
Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) dari jalur independen Biem Benjamin mengatakan bahwa bangunan-bangunan bersejarah di Ibukota masih dikelola dengan paradigma yang belum tepat.
"Pemerintah daerah masih memperlakukan bangunan bersejarah seperti barang antik yang hanya dilihat dan dikagumi fisiknya saja, bangunan lama dianggap tidak penting sementara gedung-gedung baru dibangun terus," kata Biem usai berkunjung ke salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda, Masjid Cut Meutia, yang terletak di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Biem, saat ini belum ada sumber seperti video, buku, maupun foto, atau media lain yang dapat memperkuat nilai sejarah dari beberapa bangunan tersebut.
"Contohnya Masjid Cut Meutia ini, tempat ibadah yang dulunya kantor arsitek zaman Belanda ini merupakan bangunan bertingkat pertama di kawasan Menteng, ada latar belakang pemikiran dibalik itu yang harus menjadi pelajaran sejarah buat kita sehingga dapat menghargai masjid ini," kata putra aktor legendaris Benyamin Syueb itu.
Salah satu caranya, kata Biem, Pemda DKI bisa membuat sebuah laman internet khusus tentang masjid, sehingga menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dalam program kerja Faisal-Biem, disebutkan bahwa revitalisasi bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk warga Jakarta bila pengelolaannya dilakukan dengan profesional.
"Dengan mengambil contoh museum di negara maju, pengelolanya menanam investasi melalui penyediaan perangkat audiovisual, layar, suara, dan perangkat lain yang dapat memaksimalkan informasi kepada pengunjung, sementara penduduk usia produktif yang tinggal di sekitar lokasi dapat menjadi pemandu turis," kata Biem
Melalui pelatihan "hospitality" dan bahasa asing, maka sudah tercipta sebuah lapangan kerja baru yang juga menguntungkan pemerintah daerah dari segi pendapatan.
Selain itu, kata Biem, pelestarian bangunan bersejarah juga tidak harus peninggalan zaman Belanda, karena museum bisa saja dibuat berdasarkan tema tertentu.
"Dalam program kerja misalnya kita rencanakan tentang pembuatan museum pekerja atau buruh di daerah Cakung atau Cilincing, nantinya museum itu dapat menggambarkan kepada generasi mendatang tentang sulitnya hidup menjadi buruh," kata Cagub yang berpasangan dengan Faisal Basri itu.
Dengan begitu, kata Biem, diharapkan kemiskinan hanya tinggal sejarah saja di ibu kota Jakarta, karena dengan terciptanya lapangan kerja bisa mengurangi jumlah penduduk miskin.
"Semakin banyak tema yang kita angkat menjadi tema museum, akan semakin luas juga lapangan pekerjaan yang dibuka," katanya.
(P012/R010)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment