SRC:www.antaranews.com
ILUSTRASI (rezabassiri.blogspot.com)
Ribuan pendukung mereka berkumpul di depan Place de la Comedia di Montpellier, mengelu-elukan tim mereka di atas bus "double-decker" yang dicat dengan warna kostum tim, orange dan biru.
Nicollin, pengusaha berusia 68 tahun dan salah seorang toko sepak bola paling flamboyan di Prancis, juga mencat rambutnya dengan warna kostum tim itu.
Montpellier, klub yang diasuh keluarga ketika masih berlaga di kompetisi Ligue 2 tiga tahun lalu, akhirnya menuai sukses mereka, setelah terjadi kericuhan pada pertandingan terakhir musim ini, Minggu lalu.
Montpellier menang 2-1 pada laga tandang lawan tim yang terdegradasi AJ Auxerre, pada laga yang diwarnai dengan tiga kali penundaan karena pendukung tim tuan rumah melemparkan bola tenis dan benda lainnya termasuk tomat ke dalam lapangan.
"Kami akan melihat rekaman pertandingan dan akan mencari siapa biang kerok kerusuhan itu," kata petugas keamanan Jean-Paul Bonnetain ketika ditelepon Reuters, Senin.
"Pertanyaannya, begitu banyak benda yang dilemparkan ke dalam stadion. Tapi tetap akan ada sanksi dan akan dilakukan dengan keras. Bisa jadi perusuh itu akan dihukum enam bulan tidak boleh masuk stadion," katanya.
Pertandingan terhenti total waktu 41 menit dan polisi anti huru-hara masuk ke dalam stadion untuk mengamankan situasi.
"Butuh waktu lama untuk memeriksa sekitar 2000 penonton. Ada sekitar 300 sampai 400 orang yang kepayahan di stadion, umumnya wanita dan anak-anak," kata Bonnetain.
Pengurus Liga Prancis mengatakan, mereka akan memeriksa kejadian itu dan Komisi Disiplin akan bertemu Kamis.
Auxerre kemungkinan akan menjalani hukuman bertanding dalam stadion tertutup pada kompetisi Ligue 2 musim mendatang.
(A008)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment