SRC:www.antaranews.com
Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 26 karya foto tentang aktivitas sembilan spesies burung yang biasa bertandang (migrasi) di kawasan pesisir timur Surabaya dipamerkan di Galeri Seni House of Sampoerna (HoS) Surabaya, 26 Mei hingga 17 Juni.
"Empat dari puluhan foto itu merupakan foto sekuel yang berjumlah 3-6 foto dalam satu bingkai," kata fotografer margasatwa, Nurdin Razak, di sela-sela persiapan pameran itu.
Dalam pameran foto bertajuk Surabaya Wildlife Photo itu, ada rekaman jejak Burung Kuntul China (Chinese Egret) yang sedang mencari ikan dalam hamparan lumpur bakau dan foto Burung Raja Udang Biru (Cerulean Kingfisher) yang sedang mengamati mangsa ikan-ikan kecil yang berenang di permukaan air dan dia secara cepat menyambarnya.
Ada pula Burung Gajahan Penggala (Numenius Phaeopus) yang dibidik secara siluet, atau Burung Cangak Merah (Ardea Puspurea) yang berukuran besar yakni 60 centimeter dengan warna cokelat kemerahan dan dia sedang terbang dengan kaki dilipat ke belakang.
Menurut Nurdin Razak, kawasan pesisir timur Surabaya mulai dari Kenjeran, Gununganyar hingga Wonorejo itu sering menjadi lokasi singgah (migrasi) sejumlah spesies burung dari Kalimantan yang akan ke Australia.
"LSM Ecoton mencatat burung-burung itu singgah di kawasan pesisir timur Surabaya selama 2-3 bulan. Kawasan itu disukai burung karena banyak mangrove (tanaman bakau) dan ada kawasan tambak," katanya.
Oleh karena itu, kata Nurdin Razak yang juga dosen Jurusan D3 Kepariwisataan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, foto sebanyak itu diabadikan dalam 3-4 tahun, bahkan ada foto sekuel yang dibidik selama 1,5 tahun.
"Itu foto burung mulai dari pacaran, kawin, bertelur, hingga punya anak. Membidik objeknya mudah, tapi menunggu momentum itu yang agak lama, bahkan untuk foto sekuel itu saya datang ke kawasan pesisir seminggu sekali," katanya.
Apalagi, katanya, burung laut merupakan spesies yang sangat sensitif, karena itu penyamaran merupakan hal penting. "Kalau gagal ya terpaksa diulangi esok harinya, tapi kita sudah mengetahui kebiasaannya," katanya.
Ia menjelaskan ke-26 foto itu mengandung pesan tentang pentingnya menjaga ekosistem di kawasan pesisir. "Kotoran burung itu merupakan makanan bagi biota di pesisir, sekaligus `pupuk` bagi mangrove," katanya.
Dengan adanya mangrove yang subur di kawasan pesisir, maka Surabaya akan aman, karena ada "penangkal" dari tsunami atau abrasi air laut. "Jadi, kawasan pesisir itu mengandung unsur edukasi dan wisata yang penting untuk warga kota," katanya.
(ANT)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment