SRC:www.antaranews.com
"Hal itu setidaknya bisa dilihat dari semakin berkurangnya jumlah gelandangan, pengemis, dan pengangguran di beberapa kota besar Indonesia," katanya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis.
Disela seminar "Japan-Indonesia Bilateral Relations: Redefening Strategic Partnership, Maintaining Regional Leadership", ia mengatakan jika dibandingkan dengan kondisi tahun-tahun sebelumnya, kini Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi negara maju.
"Melihat kemajuan pesat Indonesia itu, posisi kedua negara bisa dikatakan sejajar. Dengan demikian akan semakin terbuka lagi pengembangan kerja sama antara kedua negara baik di bidang kebudayaan, pertukaran pemuda maupun mitigasi bencana," katanya.
Selain sektor bisnis dan industri, menurut dia, pengembangan local wisdom (kearifan lokal) Indonesia melalui seni dan budaya seperti wayang maupun tari-tarian, terbuka dilakukan.
"Apalagi, selama ini masyarakat Jepang senang dengan seni dan budaya Indonesia," kata Ogawa.
Dosen Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM Siti Daulah Khoiriati mengatakan, sektor sosio-kultural memainkan peranan penting dalam diplomasi publik dan meningkatkan regionalisme berbasis people to people connection seperti yang diimpikan oleh ASEAN.
"Pertukaran pelajar, proyek kolaborasi akademik, dan masifnya pengaruh J-pop, misalnya, memiliki kontribusi signifikan dalam mempererat hubungan Indonesia dan Jepang. Selain itu, politik dan ekonomi juga menjadi strategi diplomasi utama dalam hubungan Jepang dengan Asia Tenggara," katanya.
Menurut dia, sejak akhir abad ke-20 terdapat official development assistance dan foreign direct investment kepada negara-negara anggota ASEAN.
"Meskipun kedua pihak telah merasakan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan selama beberapa dekade terakhir, dinamika Asia Timur dan Asia Tenggara tetap perlu ditinjau kembali untuk dapat menjaga manfaat dari hubungan bilateral kedua negara," katanya.
Ia mengatakan, pengertian dan perspektif baru menjadi krusial dalam membentuk masa depan hubungan baik Jepang dan Indonesia dalam kerangka kerja yang lebih efektif.
"Ke depan Jepang termasuk dunia industrinya tidak akan bisa lepas bekerja sama dengan Indonesia, apalagi jika dikaitkan dengan tingginya nilai tukar mata uang Yen," katanya.
(ANTARA)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment