Revolusi Mental Ala Jokowi Dianggap Masih Abstrak

Bookmark and Share

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berada satu mobil dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) usai penutupan Rakernas III PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu (8/9/2013). Jokowi yang merupakan kader PDI Perjuangan tersebuyt digadang-gadang akan menjadi calon presiden dari PDI Perjuangan dalam pilpres 2014 mendatang.


JAKARTA, TERKINISEKALI.BLOGSPOT.com - Peneliti Founding Father House Syahrial Nasution mempertanyakan revolusi mental yang digagas bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo. Beberapa waktu lalu, Jokowi mengungkapkan, salah satu visi-misinya untuk membangun bangsa Indonesia adalah revolusi mental. (Baca: Visi dan Misi Jokowi: Revolusi Mental)Namun, menurut Syahrial, revolusi mental yang diungkapkan Jokowi masih abstrak. "Kalau revolusi mental itu masih abstrak. Bukan sesuatu yang bisa kita lihat secara riil, masih belum jelas dan tergambar saya kira," kata Syahrial, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Senin (28/4/2014).Syahrial mengatakan, mental memang diperlukan oleh suatu bangsa untuk maju. Namun, jika hanya mengandalkan mental, menurutnya, Indonesia masih tetap sulit untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. "Sama abstraknya kalau kita ditanya apakah pendidikan agama itu pasti akan membuat orang menjadi lebih baik? Kan belum tentu," ujar dia. Menurutnya, Jokowi harus lebih mengasah visi misi yang akan disampaikannya jika ingin mulus memenangi pemilihan presiden mendatang. Pasalnya, lanjut dia, meski elektabilitas Jokowi dan PDI-P melejit, bukan berarti tidak akan ada kejutan. "Pemilu 1999, PDI-P menang mutlak tapi ternyata Megawati kalah dengan Gus Dur yang diusung poros tengah. Pemilu 2004, Demokrat hanya dapat 7 persen, jauh kalah dari Golkar. Tapi yang terpilih justru SBY. Nah pemilu kali ini bukan tidak mungkin kejutan-kejutan akan terjadi lagi," ujarnya. Revolusi mental merupakan visi misi pertama Jokowi. Sebelumnya, Jokowi kerap dikritik oleh lawan politiknya karena tidak pernah menyampaikan visi misi. Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, Indonesia selama bertahun-tahun selalu fokus mengurusi hal-hal yang bersifat fisik, namun tidak pernah membangun sebuah mentalitas yang baik. "Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental," ujar Jokowi, pekan lalu.Baca juga:Misi Revolusi Mental Jokowi


Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment