Simulasi Calon Presiden, Langkah Jokowi Tak Terhentikan Siapapun

Bookmark and Share



TRIBUNNEWS.COM - Laju Joko Widodo tak bisa dihentikan oleh seluruh calon presiden dari semua simulasi yang digunakan Indo Barometer. Apakah simulasi capres berdasar 12 partai politik, empat partai politik, bahkan tiga partai politik.


Dalam diskusi 'Political Outlook 2014: Pilihan dan Kemungkinan Capres dan Cawapres Pemilu 2014,' berdasar survei nasional 4-15 Desember 2014, Indo Barometer memasangkan Jokowi sebagai capres dengan beberapa simulasi di atas, dan hasilnya tetap terunggul.


Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengatakan, dalam simulasi 12 capres dari 12 parpol, nama Jokowi teratas dengan 37,7 persen, disusul Aburizal Bakrie (14,6 persen), Prabowo Subianto (13,0 persen), Wiranto (8,9 persen). Sisa capres lainnya di bawah angka dua persen.


Hasil ini berbeda jika Jokowi tidak dimajukan dan capresnya Megawati Soekarnoputri. Maka, Prabowo menjadi capres terunggul dengan (19,8 persen), disusul Mega (17,3 persen), Aburizal (17,0 persen), Wiranto (10,5 persen), dan Muhaimin Iskandar (2,3 persen), sisa capres lainnya di bawah dua persen.


Untuk simulasi empat capres dari lima parpol, Jokowi juga terunggul dengan (39,8 persen), Aburizal (15,3 persen), Prabowo (13,8 persen), Wiranto (10,2 persen). Sementara tidak akan memilih (0,3 persen), rahasia (1,8 persen), belum memutuskan (14,3 persen), dan tidak menjawab (4,7 persen).


"Berbeda hasilnya jika dalam simulasi empat nama capres dan PDI Perjuangan ajukan Megawati, maka dukungan pemilih paling tinggi terhadap Prabowo (21,8 persen), disusul Aburizal (17,9 persen), Megawati 17,7 persen," terang Qodari di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (22/12/2013).


Dari simulasi empat capres ini, lanjut Qodari, suara Prabowo sangat ditentukan Jokowi. Kalau Jokowi maju, suara Prabowo akan lebih banyak termakan ketimbang Aburizal dan berada pada posisi ketiga. Sebaliknya, jika Mega yang maju, Prabowo di posisi teratas diikuti Aburizal lalu Mega.


Begitu juga dalam simulasi tiga capres dari tiga parpol. Jika PDI P majukan Jokowi, angkanya mencapai 43,5 persen, diikuti Aburizal dari Golkar (16,7 persen), dan Prabowo (16,3 persen). Berbeda jika PDI P majukan Mega, Prabowo akan teratas dengan (26,3 persen), disusul Aburizal (19,8 persen). Mega di posisi ketiga denga (19.4 persen).


Bahkan, sambung Qodari, Jokowi akan tambah melejit jika simulasi tiga capres diikuti Aburizal dan Pramono Edhie Wibowo dari Demokrat. Di mana Jokowi mendapat (50,6 persen), Aburizal (19,0 persen), dan Pramono Edhie hanya (1,1 persen).


"Yang jelas, kalau Jokowi yang maju, maka pilpres 2014 hanya akan satu putaran," sambung Qodari, sambil menambahkan hasilnya berbeda jika Mega yang maju. Di mana Aburizal akan jadi capres pilihan dengan (24,3 persen), Mega (23,8 persen), dan Pramono (2,3 persen).


Kalaupun simulasi posisi capres Demokrat diganti Dahlan, bukan Pramono, tetap Jokowi teratas, dengan (50,2 persen), disusul Aburizal (19,0 persen), dan Dahlan (2,2 persen). Lagi-lagi, Aburizal akan menang jika lawannya Mega. Ical dipilih (25,0 persen) responden, disusul Mega (24,2 persen), dan Dahlan 6,0 persen.


Survei Indo Barometer dilaksanakan di 33 provinsi seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1200 orang dengan margin error sebesar kurang lebij 3.0 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka langsung menggunakan kuisioner.


Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment