SRC:www.antaranews.com
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (FOTO ANTARA)
Batam (ANTARA News) - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan penggunaan rumah susun sejahtera sewa (Rusunawa) di kawasan industri Kabil, Batam, pada 27 April 2012.Dirut PT Jamsostek Hotbonar Sinaga usai meninjau persiapan peresmian Rusunawa Jamsostek di Kabil, Batam, Jumat, mengatakan bahwa persiapan peresmian sudah matang dan berharap bisa berjalan sesuai rencana.
Rusunawa Kabil berada bersebelahan dengan industri perkapalan sehingga pekerja dapat mengirit uang transportasi untuk bekerja.
Rumah susun itu memiliki 10 menara kembar (twin block), dan tiga di antaranya sudah diresmikan penggunaannya oleh sejumlah menteri beberapa waktu lalu.
"Tahun itu peluncuran perdana (prelaunch), sedangkan pada tanggal 27 April nanti adalah peresmian utama (grand launching) Rusunawa Jamsostek di Kabil secara keseluruhan," kata Hotbonar.
Ia bersyukur Presiden bisa meresmikan penggunaan rumah susun itu karena hal itu menunjukkan pemerintah sangat memperhatikan kebutuhan pekerja.
Tidak dapat dipungkiri, tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok pekerja di samping perlindungan dari risiko kerja, seperti kecelakaan, kematian, jaminan di hari tua, dan layanan kesehatan.
Oleh karena itu, PT Jamsostek untuk kesekian kalinya membangun rusanawa di sejumlah tempat. Sebelumnya, BUMN itu sudah membangun rusunawa di Muka Kuning dan Lancang Kuning, keduanya di Batam.
Rusunawa di Kabil bisa menampung 4.000 pekerja lajang dengan biaya sewa Rp120 ribu perbulan perorang. Satu kamar akan ditempati empat orang.
Kompleks pemukiman itu dilengkapi dengan masjid, sarana olahraga, ruang pertemuan, taman, dan jalan yang lebar.
Pada atap di salah satu blok tertulis Rusunawa PT Jamsostek. Setiap blok dicat dengan warna korporasi BUMN itu, yakni putih, hijau, dan pada bagian tertentu dicat kuning.
Hotbonar menjelaskan biaya pembangunan Rusunawa Kabil Rp120 miliar. "Jika dihitung, bila dana itu akan kembali, kami katakan akan kembali dalam jangka waktu yang sangat lama," kata Hotbonar ketika menjawab pertanyaan wartawan..
Oleh karena itu, PT Jamsostek tidak memasukkannya sebagai investasi, tetapi bagian dari CSR perusahaan bagi pekerja yang menjadi peserta Jamsostek. Dana pembangunan rusunawa itu didapatkan dari pos Dana Peningkatan Kesejahreraan Pekerja (DPKP).
Sumber dana itu berasal dari keuntungan pemerintah (deviden) yang dikembalikan kepada peserta jamsostek. Pemerintah sejak 2007 tidak menerima deviden, dan mengembalikan kepada pekerja dalam bentuk sejumlah kegiatan.
Dana DPKP tahun 2012 berjumlah Rp800 miliar, dan Rp120 miliar di antaranya untuk pembangunan Rusunawa Kabil. Sisanya dipergunakan untuk pinjaman uang muka perumahan, bantuan koperasi, beasiswa, dan kegiatan lainnya.
Ketika ditanya, mengapa PT Jamsostek cenderung membangun rusunawa di Batam, Hotbonar mengatakan bahwa permasalahan utama dari kegiatan itu adalah kepemilikan tanah.
"PT Jamsostek, berdasarkan peraturan perundangan, tidak mungkin membangun rumah di lahan milik pihak lain. Harus milik PT Jamsostek," kata Hotbonar.
Pemda dan kawasan indsutri di Batam memberikan fasilitas itu dengan menjual tanah berharga murah sehingga BUMN itu bisa menekan biaya pembangunan rusunawa bagi pekerja dengan harga murah dan pekerja mendapat sewa yang murah pula.
Saat itu PT Jamsostek sedang membahas pembagunan rumah susun sejahtera sewa di Sumur Belut, Sidoarjo, Jawa Timur. "Konsep rusunawa itu untuk pekerja berkeluarga sehingga desainnya akan berbeda dengan rusunawa di Batam," kata Hotbonar.
Ia mengharapkan pemda dan kawasan industri membantu pengadaan tanah sehingga memudahkan pekerja mendapatkan tempatkan yang layak dengan biaya murah.
(T.E007/B/D007/D007) 20-04-2012 20:30:01
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment