SRC:www.antaranews.com
Kairo (ANTARA News) - Menteri Perencanaan dan Kerja sama Internasional Mesir Fayza Abul Naga Ahad mengatakan bahwa krisis antara Mesir dan Arab Saudi akan segera berakhir karena hubungan bilateral yang kuat, kata kantor berita resmi Mesir MENA.
Abul Naga mengatakan dalam konferensi pers, bahwa krisis tersebut tidak akan mempengaruhi dukungan ekonomi dari Arab Saudi kepada Mesir, lapor Xinhua.
Dia menambahkan bahwa pihak Saudi telah secara resmi menegasikan kemungkinan menarik setiap investasi Saudi dari Mesir.
Negara Teluk itu Sabtu memutuskan menarik duta besarnya di Kairo berkaitan dengan protes-protes yang diadakan di di luar kedutaan Saudi di Kairo, setelah pihak berwenang Saudi menahan seorang pengacara Mesir di Jeddah atas tuduhan memiliki obat-obatan.
Pada Sabtu, Kantor Berita Arab Saudi SPA mengatakan, Arab Saudi memutuskan memanggil pulang duta besarnya untuk Kairo dan menutup misi-misi diplomatiknya di Mesir setelah protes di luar kedubesnya menyangkut penahanan seorang pengacara Mesir itu.
Kedutaan Besar tersebut serta konsulat-konsulat di kota-kota Iskandariyah dan Suez di Mediterania ditutup.
Seorang juru bicara resmi, yang dikutip SPA mengatakan tindakan-tindakan itu diputuskan untuk menanggapi demonstrasi-demonstrasi di luar misi-misinya di Mesir dan ancaman-ancaman setelah pengumuman penahanan pengacara Mesir di Arab saudi.
Protes-protes itu "tidak pada tempatnya," kata juru bicara itu dan menambahkan para karyawan Arab Saudi dan Mesir di misi-misi diplomatik itu telah diancam.
"Slogan-slogan permusuhan diteriakkan dan kekebalan wakil-wakil diplomatik dilanggar, bertentangan dengan seluruh peraturan internasional," kata juru bicara itu.
Ia mengatakan aksi kekerasan telah menyebabkan penangguhan pelayanan diplomatik dan konsular bagi para pekerja Mesir dan peziarah ke tempat-tempat paling suci Islam yang terletak di Arab Saudi barat.
Pada Selasa, ratusan warga Mesir melakukan protes di luar kedubes itu menuntut pembebasan seorang aktivis hak asai manusia Mesir yang ditahan pihak berwenang Arab Saudi yang menyatakan ia memiliki narkoba yang dilarang.
Para pemrotes meneriakkan yel-yel menentang pemerintah Arab Saudi sementara menyerukan pembebasan "segera" Ahmed Mohammed al-Gizawi , yang ditangkap setibanya di bandara udara Jeddah 17 April.
Jaringan Informasi Hak Asasi Manusia berbahasa Arab, satu organisasi Mesir mengatakan Gizawi ditahan setelah dihukum satu tahun penjara dan 20 kali cambuk terhadapnya tanpa kehadirannya karena mengencam pemerintah Arab Saudi.
Gozawi, yang mengunjungi negara Teluk itu yang menurut para pedukungnya untuk berziarah, jadi sasaran karena kegiatannya mendukung para tahanan Mesir di penjara-penjara Arab Saudi. (AK)
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment