`Capres Banjir` dan Action Jokowi

Bookmark and Share

TERKINISEKALI.BLOGSPOT, Jakarta : Ini tahun kedua Jokowi berurusan dengan banjir Ibukota sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun raut tak puas masih terlihat jelas pada wajah-wajah mereka yang kini berteduh di atap pengungsian. Kritik membanjir. Mereka masih menunggu janji Jokowi.




Dan ini adalah saat yang tepat bagi Jokowi untuk membuktikan kapasitas dan kemampuannya menjawab berbagai harapan warga. Jika berhasil, bukan mustahil semakin banyak hati warga yang bisa direbut untuk memuluskan jalannya di tahun politik ini.


"Ya kita warga Pluit masih nunggu janji Jokowi. Kalau dulu dijanjikan Jakarta akan aman banjir, buktinya sekarang masih banjir," ucap warga perumahan Pluit Permai, Cho Fan (39), di Jakarta Utara, Senin (20/1/2014). Tak cuma itu, Cho Fan juga mengeluhkan minimnya fasilitas yang diberikan kepada para korban banjir. Masih tak ada perahu karet yang menjemputnya warga di dalam perumahan.


Capres Banjir

Di tempat lain, kritik untuk Jokowi disampaikan dengan cara berbeda. Lewat sebuah spanduk putih berukuran 3 x 1 meter bertuliskan 'Jokowi Capres Banjir', warga mengirimkan sindirannya atas kinerja Jokowi menangani banjir.


Selain tulisan, tak ada ornamen lain yang menempel di spanduk putih yang dipasang pada besi pembatas jalan di Jalan Abdullah Syafii, kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tulisannya pun hanya terbuat dari cat semprot. Tidak ada yang tahu siapa pemasang spanduk itu.


Kritik tak cuma datang dari warga. Para petinggi partai politik pun seliweran ikut mengomentari kinerja pria bernama lengkap Joko Widodo itu dalam menangani banjir. Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy mendesak Jokowi meminta maaf karena dinilai belum mampu mengatasi banjir. Mantan Walikota Solo itu juga diingatkan untuk introspeksi diri tanpa menyalahkan pemimpin-pemimpin Ibukota yang terdahulu.


"Jika belum mampu mengatasi persoalan, maka langkah meminta maaf kepada warga Jakarta adalah hal yang lebih mulia," tulis pria yang karib disapa Romy itu dalam pesan singkatnya kepada TERKINISEKALI.BLOGSPOT.


Sementara PDIP masih setia mendukung pria kurus tinggi yang hobi mengenakan kemeja putih itu. Sedahsyat apapun kritik untuk Jokowi, biar waktu yang membuktikan. "Kami yakin warga DKI juga sudah sangat dewasa dan memahami. Tidak mungkin dalam waktu 15 bulan menyelesaikan semua permasalahan ini," kata Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga.


Tak seperti sulap, butuh waktu untuk membebaskan Jakarta dari banjir. Lalu apa kata Jokowi soal tuntutan permintaan maaf dari PPP itu? "Urusan saya bekerja. Saya nggak mau urus politik," jawabnya.


Action Jokowi

Dari Jakarta, Jokowi beringsut ke Kota Bogor, Jawa Barat. Di Pintu Air Katulampa, dia bertemu muka dengan Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher, serta 4 kepala daerah kabupaten/kota. Keempat kepala daerah itu, yakni Bupati Bogor Rahmat Yasin, Walikota Bogor Diani Budiarto, dan perwakilan kepala daerah dari Tangerang dan Depok.


Pertemuan ini untuk membahas penanggulangan banjir di Jakarta dan Jawa Barat. Pembahasan utama para kepala daerah itu, pengelolaan sungai Ciliwung secara komprehensif. Dari hulu ke hilir.


Hasilnya pertemuan ini cukup memuaskan Jokowi. "Ini rapat yang terakhirlah. Jangan ropat-repet tapi tidak ada action. Hasilnya bagus sudah diputuskan."


Apa saja hasilnya?


Hasilnya, akan dibangun 2 waduk baru di daerah Ciawi dan Sukamahi. Hasil lainnya, melanjutkan pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane, dan serah kelola situ atau danau dari pusat ke pemerintah daerah. Jokowi berharap, keputusan itu bisa mengurangi debit air yang merendam Jakarta.


Selain itu, mereka juga sepakat untuk menertibkan 400 vila liar di kawasan Puncak, Bogor, Jabar. Penertiban mulai dilakukan Februari 2014 mendatang. Bupati Bogor Rachmat Yasin menyatakan, tak akan pandang bulu dalam menertibkan vila-vila liar itu.


"Pembongkaran vila liar di kawasan Puncak sendiri bertujuan mengembalikan Puncak sebagai kawasan konservasi," ujar Rachmat. Jokowi telah berjanji akan melipatgandakan bantuan anggaran untuk penertiban vila liar kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. "Tadi sih Mas Jokowi bilangnya akan dilipatgandakan, cuma berapa kali lipatnya kan saya belum tahu.


Rencana ini mendapatkan dukungan dari Menteri Lingkungan Hidup (LH) Balthasar Kambuaya. Menurutnya, masyarakat harus menyadari bahwa terjadinya bencana banjir di sejumlah wilayah, merupakan dampak kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh masyarakatnya sendiri.


Dia menuturkan, upaya pemerintah untuk mengembalikan fungsi lahan di kawasan Puncak sebagai daerah resapan air, akan dilakukan kembali dengan program penanaman pohon. "Tahun ini saya konsentrasi fokus membantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dimulai dengan penanganan di Sungai Citarum," kata Balthasar.


Sementara untuk kawasan Ibukota, Jokowi menginstruksikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan untuk segera memperbaiki Tanggul Kali Sekretaris di Tanjung Duren, Jakarta Barat, yang retak sejak kemarin.


Tanggul yang dibangun sejak 12 tahun lalu di Perbatasan Kebon Jeruk dan Grogol itu tidak mampu menahan tekanan debit air akibat hujan yang terus mengguyur Ibukota sepekan ini. "Segera dikerjakan besok. Tidak mau ambil risiko," pungkas Jokowi.


Banyak daya, upaya, serta rupiah telah dikerahkan demi mengentaskan banjir dari Ibukota. Banjir dan Jakarta, semoga bisa 'bercerai' segera. (Ndy/Riz)


Loading...

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment