Jokowi Ingin Kota Tua Jadi 'Brand' Jakarta

Jum'at, 25 Oktober 2013 | 04:56 WIB

Wisatawan asing menikmati suasana di Kota Tua, Jakarta, (3/9). Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebutkan pada bulan Januari-Juli 2013 jumlah turis asing yang masuk Indonesia mencapai 4.872.262 orang, naik 6,4 persen. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TERKINISEKALI.BLOGSPOT , Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan kawasan wisata Kota Tua di Jakarta Barat menjadi brand kota Jakarta. Untuk itu, ia menggandeng konsorsium swasta untuk menata kawasan Kota Tua dan ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan ini. "Itu akan menjadi kekuatan dan potensi yang unik. Dan, Jakarta adalah kota tua," kata Jokowi di GOR Rawamangun, Jakarta Timur. Sebab, menurut dia, sebuah kota akan dilihat oleh seluruh penjuru dunia bila memiliki ciri khas. Pengerjaan ini, kata Jokowi, pertama akan fokus pada penataan di sekitar Museum Fatahillah. "Kita bikin contoh dulu, center-nya itu, kita tata enam bulan ini yang luasnya 8 hektar," kata dia. Penataannya dalam bentuk rekontruksi gedung baik pengecetan serta restorasi beberapa bangunan yang kurang baik. Setelah selesai, baru menata sekitarnya hingga ke Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan total seluas 280 hektar. Yang paling penting, lanjut dia, yakni mengisi aktivasi kegiatan di kawasan kota tua tersebut. "Di museum dengan seni budaya, baik dengan kegiatan-kegiatan yang lain," ujar Alumni Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini. Selain itu, Jokowi juga ingin mempercantik kota tua dengan menggarap manajemen lightingnya. Kerjasama dengan konsorsium swasta ini, menurut Jokowi, pembagian tugasnya yakni Pemprov menangani permasalahan infrastruktur seperti penanganan Kali Besar dan gedung-gedung milik pemerintah. Sedangkan konsorsium swasta menangani gedung-gedung milik BUMN dan gedung swasta. "Kita ini kan selalu prosedur-prosedur, kelamaan. Kita ingin bergerak dulu, orang biar melihat contohnya dulu, baru nanti akan bilang ooo...memang hrs dilakukan," kata dia. LINDA TRIANITA