SRC:www.antaranews.com
Ilustrasi hasil MRI otak manusia (fotopedia.com)
Jakarta (ANTARA News) - Para ilmuwan yang memindai otak laki-laki pelaku pembunuhan, pemerkosaan, dan tindak kekerasan menemukan bukti kuat bahwa psikopat memiliki abnormalitas dalam struktur otak mereka.Menurut hasil studi para peneliti di King's College London's Institute of Psychiatry, psikopat punya sedikit lapisan tipis berwarna abu-abu yang disebut grey matter atau cerebral cortex pada otak mereka.
Di lapisan korteks otak besar itu terdapat berbagai macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran.
Dalam artikel yang dipublikasikan laman Kantor Berita Reuters, para peneliti menyebutkan area otak itu penting untuk memahami emosi dan keinginan orang lain.
Kerusakan pada area otak tersebut berhubungan dengan kurangnya empati, respon yang buruk pada ketakutan dan penderitaan dan kurangnya emosi kesadaran diri seperti rasa bersalah dan rasa malu.
Para peneliti menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk memindai otak 44 laki-laki dewasa pelaku tindak kekerasan di Inggris yang didiagnosis dengan dengan gangguan kepribadian anti-sosial
(Anti-Social Personality Disorders/ASPD) serta orang sehat.
Sebanyak 17 dari pelaku berbagai tindak kejahatan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, usaha pembunuhan dan penyiksaan tersebut memenuhi diagnosis ASPD dan psikopat.
Menurut Nigel Blackwood, yang memimpin studi itu, ada perbedaan pola penyerangan antara pelaku kejahatan dengan ASPD dan psikopat berbeda sehingga penanganannya pun mesti dilakukan secara terpisah.
"Kami menggambarkan mereka yang bukan psikopat sebagai 'kepala panas' dan psikopat sebagai 'hati dingin'," jelas Blackwood.
Menurut dia, psikopat yang "berhati dingin" lebih awal mulai penyerangan dengan pola serangan berdaya jangkau lebih luas dan lebih intens serta kurang baik merespon program penyembuhan pada orang dewasa dibanding kelompok "berkepala panas."
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment